Daya saing suatu komoditas diukur dengan menggunakan pendekatan keunggulan komparatif dan kompetitif. Pada era pasar bebas hanya komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif yang akan mampu bersaing secara berkelanjutan dengan komoditas yang sama dari wilayah lain. Daya saing ekspor suatu komoditi di pasar internasional menggambarkan tingkat daya saing ekspor di pasar internasional dengan melihat besarnya pangsa pasar di dunia. Oleh karena itu daya saing dapat diukur dari persentase penguasaan pangsa pasar di negara-negara tujuan ekspor, dimana hubungan keduanya adalah positif. Artinya, jika pangsa pasar semakin besar, maka dapat dikatakan bahwa daya saing ekspor komoditi tersebut juga semakin besar. Faktor yang mempengaruhi peningkatan volume ekspor adalah keputusan pengusaha terhadap kurs mata uang dalam melakukan penjualan di pasar domestik ataupun pasar internasional. Depresiasi yang terjadi pada rupiah terhadap dollar Amerika akan mengakibatkan meningkatnya ekspor. Fluktuasi yang terjadi terhadap volume ekspor tidak lepas dari luas area dan harga dunia. Selain itu juga dipengaruhi oleh produksi yang dapat dipengaruhi oleh faktor alam. Dengan demikian sistem agribisnis merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan mulai dari hulu sampai hilir, dimana keberhasilan pengembangan agribisnis sangat bergantung pada kemajuan-kemajuan yang dapat dicapai pada setiap simpul yang menjadi subsistem lainnya.