Baik metode penelitian kuantitatif maupun metode penelitian kualitatif, semuanya harus didasari dengan metode yang ilmiah (Fraenkel, Wallen, and Hyun, 2022). Metode ilmiah ini dasarnya adalah pengujian atas ide-ide yang dimiliki manusia atas Kehendak Tuhan, yang ditemukan di tempat yang umum yang berasal dari pengalaman tiap-tiap manusia sebagai subjek yang dapat menghubungkan antara informasi yang didapatkan dari pengalaman yang pernah dialami manusia itu sendiri. Baik penelitian kualitatif maupun kuantitatif, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung peneliti yang memilih metode penelitian lebih memilih arah pemikiran pada penelitian kualitatiif atau kuantitatif. Yang jelas, penelitian kualitatif tidak membutuhkan banyak partisipan atau sampel penelitian, tidak membutuhkan kejelasan variabel, juga perencanaan yang kaku, namun bersifat fleksibel. Tentunya penelitian ini lebih cocok bagi peneliti yang suka mengeksplorasi informasi dan antusias pada informasi-informasi unik yang jarang ditemukan pada kondisi umum penelitian. Adapun penelitian kuantitatif lebih menekankan pada kejelasan perencanaan sejak awal akan dilakukan penelitan, sehingga langkah penelitian telah pasti dan hampir tidak dimungkinkan untuk dapat balik atau mengalami perubahan pada perumusan masalah.