Keberhasilan seorang hamba Tuhan dalam mengembangkan sebuah jemaat tidak hanya tergantung pada kualitas pengetahuan Alkitab yang ia miliki. Akan tetapi, lebih banyak didukung oleh wawasan yang tepat tentang kepemimpinan dan aplikasinya dalam pengelolaan pelayanan jemaat. Gembala sidang adalah pemimpin dalam jemaat. Bagi Gereja-Gereja yang sudah mapan, jabatan sebagai pemimpin jemaat tidak hanya dipegang oleh gembala sidang, tetapi gembala sidang bersama-sama majelis jemaat. Mereka dipanggil Tuhan untuk pelayanan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Pelayanan yang dimaksud menyangkut kepemimpinan dan aplikasi kepemimpinan dalam pengelolaan jemaat yang dilayaninya. Karena itu, pemimpin harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya dalam konteks sistem dan mekanisme pelayanan jemaat yang pada dasarnya merupakan pertanggungjawabannya kepada Tuhan. Pemimpin dan kepemimpinan adalah pribadi dan sarana yang dipakai Allah untuk memberdayakan umat-Nya.
Dengan adanya pemahaman terhadap konsep, fungsi, dan pelaksanaan yang efisien, disarankan kepada gereja (dan jemaat-jemaat) untuk melakukan penilaian terhadap penglolaan pelayanan yang telah dilakukan selama ini. Artinya, apabila selama ini gereja dan jemaat-jemaat belum melaksanakan manajemen pelayanan secara efisien diharapkan mulai mengadakan pembenahan diri. Dalam hal ini, gereja harus secar terbuka menyadari dan segera melakukan perbaikan, tentu saja dengan mengacu pada perangkap konstitusi dan perarturan yang sudah baku seperti Tata Gereja, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Peaksanaan, dan lain-lain. Kenyataan dalam pelayanan jemaat dewasa ini memang menunjukkan adanya gereja-gerja yang telah melakukan usaha-usaha yang mengarah kepada manajemen pelayanan yang efisien.