Postmodernisme hadir sebagai kerangka pemikiran baru yang cukup mengejutkan. Kaum postmodernis memiliki cara yang berbeda dalam memandang dunia secara keseluruhan. Sebagian besar teori-teori postmodern lahir dari sikap skeptis kaum postmodernis dan penolakannya terhadap narasi-narasi besar (meta-narasi). Banyak intelektual postmodernis melihat diri mereka sebagai avant-garde dan pembangkang yang berani. Ini menandai era pluralis di mana argumen para ilmuwan tidak lebih dari kuasa narasi yang bersaing. Kesimpulan khas postmodernis adalah bahwa kebenaran universal tidak mungkin dan relativisme adalah takdir kita. Teori-teori sosial dapat membantu kita memahami bagaimana masyarakat berfungsi dan bagaimana individu dalam masyarakat berinteraksi satu sama lain. Selain itu, teori-teori sosial juga dapat digunakan untuk mengembangkan kebijakan sosial yang tepat untuk menangani berbagai masalah sosial yang ada di masyarakat. Teori-teori sosial merupakan cikal bakal intelektual perubahan besar dalam masyarakat yang terjadi pada abad ke-19, sebagai akibat dari pembentukan negara atau bangsa, penyatuan kembali negara dengan masyarakat, transformasi kapitalis pada hubungan sosial, dan industrialisasi. Dalam struktur sosial, terdapat hubungan dan interaksi sosial antara individu dan kelompok yang berbeda. Hubungan dan interaksi sosial tersebut membentuk pola interaksi sosial yang kompleks dan saling memengaruhi. Struktur sosial juga dapat berubah seiring waktu, sebagai hasil dari perubahan sosial, politik, dan ekonomi dalam masyarakat.