Program kesehatan hutan diarahkan untuk menurunkan laju populasi patogen sehingga dalam jangka panjang mengurangi ledakan populasi karena produktivitas hutan mangrove merupakan tuntutan yang harus diwujudkan sehingga kerusakan hutan harus mendapatkan prioritas dan perhatian utama. Oleh karenanya langkah antisipatif melalui upaya diagnosa dini perlu dilakukan sehingga data dan informasi yang diperoleh dapat dijadikan dasar untuk pengambilan kebijakan

Pulau-pulau kecil memiliki keindahan alam yang masih asli dan alami, serta memiliki berbagai potensi sumber daya alam, budaya, dan jasa lingkungan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekowisata. Potensi alam di pulau-pulau kecil seperti sungai, hutan mangrove, keanekaragaman hayati baik flora dan fauna endemik, sampai dengan pemandangan sunset dan sunrise merupakan potensi ekowisata yang dapat dimanfaatkan untuk ditawarkan kepada wisatawan/pengunjung

Berbagai aktivitas ekowisata dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi tersebut seperti kegiatan susur sungai, bird watching, menikmati pemandangan, trekking, dan berkano. Lanskap dengan pemandangan yang didominasi oleh fitur alami, memiliki nilai scenic beauty estimation (SBE) yang tinggi karena memiliki karakteristik visual berupa lanskap yang alami, seperti fitur danau, sungai, pantai, hutan, pegunungan, perbukitan, perkebunan dan keragaman vegetasi yang tinggi.

Setiap lokasi pulau kecil memiliki perbedaan dalam kondisi fisik wilayah, potensi sumber daya alam, dan permasalahan yang ada. Oleh karena itu, sebelum mengembangkan konsep pengembangan dan sistem pengelolaan ekowisata, perlu dilakukan tahap identifikasi kondisi fisik wilayah, potensi sumber daya alam dan jasa lingkungan, serta permasalahan yang ada. Pengembangan ekowisata di pulau-pulau kecil juga dapat mendorong pelestarian lingkungan dan pengembangan berkelanjutan. Konsep ekowisata tidak hanya memperkenalkan keindahan alam, tetapi juga bertujuan untuk melestarikan lingkungan alam dan mempromosikan praktik berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya.