Kualitas pekerjaan auditor berhubungan dengan kualifikasi keahlian, ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan yang digunakan untuk mendukung pendapat auditor dan sikap independensinya terhadap klien. Sebagai suatu profesi, waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaannya dianggap sebagai waktu profesional dan auditor diharapkan dapat memenuhi tekanan anggaran yang telah disusun dalam setiap tugasnya. Setiap auditor harus mempertahankan integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugas, bertindak jujur dan tegas, tanpa pretensi sehingga dapat bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu untuk memenuhi kepentingan pribadinya (Khomsiyah & Indriantoro, 1998). Berbagai penelitian terdahulu menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu yang secara konsisten berhubungan dengan perilaku disfungsional auditor merupakan ancaman serius dan langsung terhadap kualitas audit. Oleh sebab itu auditor dengan tingkat profesionalisme yang tinggi akan sangat mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan sehingga masyarakat akan tetap menganggapnya sebagai suatu profesi.