Ahli filsafat terdahulu adalah orang yang sangat cerdas luar biasa, baik secara intelektual maupun spiritual, walau sebagian dari para filsuf disebut gila pada zamannya. Rata-rata mereka adalah ahli sufi: orang-orang zuhud, sangat mencintai Tuhan, lebih memikirkan akhirat dan sangat tekun beribadah, melebihi orang-orang yang dianggap berpikiran sehat. Banyak kata-kata Mutiara yang terucap dari mulut mereka, juga akhlak mulia dari perilaku mereka sehari-hari.

Penyusunan buku “FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN” ini merupakan upaya realisasi program pengembangan bidang keilmuan yang dikaitkan dengan pengembangan bidang filsafat yang diharapkan dapat saling menunjang terutama sekali terhadap landasan metode (epistimologis) dan nilai (aksiologis) keilmuan. Filsafat ilmu yang melatarbelakangi berbagai penemuan ilmiah. Buku filsafat ilmu ini mencakup makna filsafat, sejarah filsafat, hakikat ilmu pengetahuan, ilmu manajemen pendidikan dalam Al-Qur’an, ada juga hakikat filsafat islam, pengetahuan lebih lengkap tentang surga dan neraka dan sumber kebahagiaan agamanya yaitu qada dan qadar-Nya. Beriman kepada qadha dan qadar adalah sumber kesenangan, ketenangan dan keberuntungan.

Dalam situasi menggejalanya perkembangan ilmu yang sering mengabaikan factor manusia dan agama, sehingga akhirnya manusialah yang harus menyesuaikan dengan teknologi, gejala dehumanisasi merupakan ancaman kearah pengubahan hakikat manusia itu sendiri sebagai khalifatullah. Situasi ini akan jelas merugikan keadaan masyarakat Indonesia yang dewasa ini dalam masa perkembangan (transisi) yang terus mengalami perubahan-perubahan fundamental dalam kondisi social dan susunan masyarakat. Oleh karenanya perkembangan ilmu tersebut harus segera dikendalikan kearah hakikat ilmu itu untuk kepentingan manusia dengan kajian yang bersifat epistimologis (filsafat pengetahuan) seperti yang disyaratkan dalam upaya penyusunan buku ini.