System Logistik adalah urat nadi dari pembangunan Indonesia, setiap barang yang di distribusikan ke setiap pelosok daerah di maksudkan untuk pemenuhan kebutuhan dan membangun daerah-daerah di Indonesia. Banyak hal yang telah di lakukan Pemerintah sejak dari kemerdekaan sampai dengan saat ini.
Persoalan System Logistik mulai dari Pengiriman Timur ke Barat yang kurang efisien, bagaimana dogma Ship Follow trade yang telah lama di anut oleh Pemerintah kita ternyata belum mampu meningkatkan taraf hidup orang banyak. Kemudian Pemerintah melalu Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Jangka Menengah mencoba mencari jalan keluar agar dapat memberikan solusi kepada persoalan Logistik Nasional.
Penulis melihat bahwa indicator logistik nasional yaitu bongkar muat barang baik di Pelabuhan laut, Pelabuhan udara maupun transportasi darat antar daerah dan pulau dapat di jadikan suatu indicator untuk melihat sejauh mana pemerintah dapat mengusahakan pembangunan secara terstruktur dan termonitor. Persoalannya adalah data Logistik yang dimiliki oleh Badan Pusat Logistik disajikan setiap akhir tahun, sehingga pergerakan pembangunan daerah hanya dapat di monitor setiap akhir periode. Dengan adanya System Logistik Nasional yang terintegrasi melalui Analisa lalu lintas transportasi Indonesia secara real time, tentunya dengan dukungan teknologi Kecerdasan buatan yang sudah merupakan keniscayaan sekarang ini. Tentunya akan menjadi alat bantu yang sangat menolong pemerintah untuk menjaga ketahanan daerah-daerah di Indonesia, baik dari masuknya barang asing, maupun untuk membantu memonitor pembangunan daerah, melalui berapa banyak belanja daerah disetiap provinsi, belum lagi para menteri dapat mengambil data yang ada untuk melihat bagaimana setiap daerah dapat saling melengkapi baik dari sumber daya alam maupun kebutuhan lainnya.
Semoga dengan adanya buku ini dapat memberikan masukan kepada para pengambil kebijakan untuk dapat mempertimbangkan data-data real time sebagai alat monitor maupun sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan di lapangan.