Pendidikan kepramukaan di suatu Perguruan Tinggi adalah untuk membentuk dan mengembangkan karakter bangsa dengan meningkatkan peranan civitas akademika Perguruan Tinggi dalam melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi, yang meliputi: bidang pendidikan, bidang penelitian, dan bidang pengabdian kepada msyarakat. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan kepramukaan di suatu Perguruan Tinggi merupakan pengejawantahan dari pembinaan dan pengembangan Gugus Depan (Gudep) Gerakan Pramuka yang berpangkalan di Kampus Perguruan Tinggi, sebagai mana telah diatur dalam: Keputusan Bersama/ Memorandum of Understanding (MoU) antara Direktur Jendral Pendidikan Tinggi dengan Ketua Kwartir Gerakan Pramuka Nasional, Nomor: 047/DJ/KEP/1981, dan Nomor: 021Tahun 1981 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Gugus Depan Gerakan Pramuka yang Berpangkalan di Kampus Perguruan Tinggi; Keputusan Kwartir Gerakan Pramuka Nasional Nomor: 054 Tahun 1982, jucto Keputusan Kwartir Gerakan Pramuka Nasional Nomor: 086 Tahun 1987, jucto Keputusan Kwartir Gerakan Pramuka Nasional Nomor: 180 A Tahun 2011 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Gugus Depan Gerakan Pramuka yang Berpangkalan di Kampus Perguruan Tinggi; Serta Pasal 21 Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, yang berbunyi: “Perguruan Tinggi sebagai Lembaga Pendidikan dapat membentuk Gugus Depan Gerakan Pramuka yang berbasis satuan pendidikan, dan Gugus Depan Gerakan Pramuka yang berbasis komunitas”.

Dengan aspek-aspek legalitas di atas, maka Pendidikan kepramukaan di suatu Perguruan Tinggi diharapkan dapat/ mampu untuk: Menghimpun segenap potensi; Mempasilitasi untuk melakukan kegiatan positif, konstruktif, dan edukatif; Serta Memberikan pengetahuan dan pengalaman praktis bagi seluruh civitas akademika kampus di suatu Perguruan Tinggi.