Potensi perikanan Indonesia yang sangat besar telah diakui oleh dunia. Perikanan tangkap adalah suatu upaya/kegiatan yang menyangkut pengusahaan suatu sumberdaya di laut atau melalui perairan umum melalui cara penangkapan baik secara komersial atau tidak. Selat Malaka merupakan salah satu wilayah perairan yang dibatasi oleh tiga negara, yaitu Indonesia di sebelah barat, Malaysia di sebelah timur dan Thailand di sebelah timur laut. Salah satu hasil tangkapan perikanan pelagis di perairan Selat Malaka yang memiliki nilai ekonomis penting adalah ikan kembung. Penelitian ini bertujuan memahami trend fluktuasi hasil tangkapan ikan, mengkaji pengaruh variasi suhu dan kelimpahan klorofil-a terhadap hasil penangkapan ikan dan memberikan informasi dasar untuk pengelolaan perikanan di perairan Selat Malaka. Tahapan metode penelitian ini terdiri dari 3 yaitu pertama, input data klorofil-a dan suhu dari pengukuran in-situ dan data satelit serta data produksi hasil tangkapan, kedua adalah tahapan proses yaitu data input di uji korelasi dan uji t serta data produksi CPUE bulanan Ikan kembung dan tongkol selama 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan fluktuasi nilai SPL di Selat Malaka pada tahun 2020 berkisar antara 25,11 0C – 31,07 0C, kisaran konsentrasi klorofil-a di perairan Selat Malaka dari Januari 2015 sampai dengan Desember 2020 yaitu antara 0,17 mg/m3 (Februari 2006) hingga 2,70 mg/m3 (Desember 2016). Variasi hasil tangkapan ikan kembung (Rastrelliger sp) di perairan selat malaka yaitu berada pada kisaran antara 23.701,3 kg/trip (Februari 2007) hingga 105,47 kg/trip (Maret 2017). Jumlah hasil tangkapan ikan tongkol di perairan selat malaka berada pada kisaran antara 2,94 kg/trip (Desember 2016) hingga 173,20 kg/trip (Maret 2016).

Kata Kunci: Suhu, Klorofil-a, Kembung, Tongkol, Selat Malaka