Zakat adalah ibadah Ijtima’iyyah dan memiliki posisi yang sangat penting, strategis dan menentukan, baik dari sisi ajaran Islam maupun dari sisi pembangunan umat. Islam memandang bahwa kehidupan yang baik meliputi unsur materi dan rohani. Unsur materi kehidupan adalah unsur yang terkait dengan manusia dalam menikmati apa saja yang telah diberikan oleh Allah SWT di muka bumi, berupa fasilitas kehidupan dan hal-hal yang layak bagi manusia dan Islam telah memberikan keleluasaan untuk menikmati ini semua. Suatu hal yang lumrah apabila kehidupan yang layak menjadi impian setiap manusia dan kehidupan yang baik tidak akan dapat dipenuhi hanya dengan materi, akan tetapi kehidupan yang baik memerlukan unsur rohani, yaitu ketenangan jiwa, kelapangan dada dan ketenteraman hati. Karena bisa jadi bahwa kehidupan seseorang yang berkecukupan tidak memiliki ketenangan rohani.

Zakat merupakan sumber dana umat Islam yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Zakat memiliki peranan yang penting dalam upaya menghilangkan kesenjangan sosial-ekonomi masyarakat. Zakat juga merupakan suatu refleksi tekad untuk mensucikan masyarakat dari kemelaratan dan harta benda orang-orang kaya. Selain itu, zakat merupakan implementasi dari rasa syukur yang diwujudkan dalam bentuk pertumbuhan kekayaan dan kemakmuran seluruh anggota masyarakat.

Dana zakat tidak hanya berfungsi konsumtif, seperti yang telah dipahami oleh masyarakat, tetapi dalam rangka pemberdayaan ekonomi umat, zakat mestinya juga diarahkan kepada sifat yang produktif agar tercapainya peningkatan taraf hidup dan perekonomian umat. Seperti yang kita ketahui Lembaga Amil Zakat bertugas mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama. Mengenai model zakat dan pengelolaannya pada saat ini berorientasi kepada usaha-usaha produktif dan mampu memberi manfaat kepada mustahik.