Sejak dulu konsep gender menjadi pembahasan yang menarik di dalam ranah kajian penelitian, sebelum lebih dalam memahami konsep gender ada baiknya kita membedakan makna gender dan seks (jenis kelamin). Ini harus dipertegas bahwa makna gender bukanlah jenis kelamin. Sebenarnya kedua kata ini gender dan seks dalam bahasa inggris artinya jenis kelamin. Tapi perlu di ketahui dalam kajian ilmu sosial kata gender digunakan untuk menjelaskan perbedaan Perempuan dan laki-laki menurut kategori sosial.

Gender bukan kata benda menjadi seseorang, namun suatu perlakuan, gender diciptakan dan diperkuat melalui diskusi dan perilaku, Dimana individu memberikan pernyataan terhadap suatu identitas gender dan mengumumkan pada yang lainnya. Berdasarkan gagasan diatas, memperkuat bahwa gender merupakan sifat, karakteristik, emosi, mental yang dibentuk berdasarkan budaya feminis dan maskulin yang dimunculkan dalam interaksinya.

Hal yang menarik untuk membahas perilaku bahasa berdasarkan perbedaan gender ini, dapat dilihat dari dialog presenter laki-laki dan Perempuan pada acara “Coffee Break”. Dalam dialog acara ini, presenter laki-laki mengekspresikan karakteristik bahasa yang biasanya melekat pada penutur Perempuan yakni karakter support dalam berkomunikasinya. Situasi ini bisa saja terjadi karena gender ini mempengaruhi peran maupun kulturalnya. Sebaliknya, presenter Perempuan juga mempergunakan karakteristik bahasa yang melekat pada penutur laki-laki. Misalnya saja ketika seorang Perempuan berkedudukan sebagai seorang pemimpin, hal ini mempengaruhi peran, ketika menyampaikan gagasan, dan arahan juga menggunakan autoritasnya dalam berkomunikasi.