@book{ANALISISPASCAHUNIANPADABANGUNANRUSUNAWA, author = {Andiyan Andiyan}, editor = {Wiwit Kurniawan}, title = {ANALISIS PASCA HUNIAN PADA BANGUNAN RUSUNAWA}, publisher = {CV WIDINA MEDIA UTAMA}, day = {11}, month = {10}, year = {2022}, abstract = {Provinsi Banten yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.930.224 jiwa pada tahun 2015 dan akan semakin bertambah dengan jumlah penduduk berpenghasilan rendah sekitar 690.67 jiwa (BPS Prov. Banten, 2016). Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa upah terendah di Provinsi Banten sebesar Rp. 1.965.000,- (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten, 2016), sedangkan harga rumah tinggal tipe 36 yang sederhana dapat mencapai RP.150 Juta- 200 Juta Rupiah. Sehingga dari hasil penelitian kepuasan yang menyebabkan masyarakat tidak berminat dan tidak nyaman pada rusun Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sesuai dengan Kuadran I Pada level unit hunian, dua faktor utama yang membutuhkan perbaikan segera adalah terkait fungsi ruang dapur dan fungsi ruang jemur. Keduanya dianggap tidak berfungsi optimal karena cenderung gelap dan kurang penghawaan sebagai akibat banyaknya ventilasi yang harus ditutup oleh fiber untuk menangkal asap pabrik. Pada level sarana. Selain itu juga ketidakkonsistenan pemerintah akan regulasi sehingga terjadi bentrokan dilapangan dan pelaksanaan konstruksi dengan adanya perubahan Permen No.5/Permen/M/2007 dan PP No.64 Tahun 2016 terjadi suatu dinamika perubahan masalah/kendala lokasi yang tadinya harus diperkotaan dan batasan minimal kemampuan angsuran/cicilan.}, place = {Bandung}, isbn = {978-623-315-352-2}, }