Merdeka belajar adalah program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri Nadiem Anwar Makarim, Kabinet Indonesia Maju. Esensi kemerdekaan berpikir, harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajar atau mentransfer ilmu pengetahuan dengan tujuan agar para guru, siswa, serta orang tua bisa mendapat suasana yang bahagia. Pendidikan harus menciptakan suasana yang membahagiakan. Bahagia buat guru, bahagia buat peserta didik, bahagia buat orang tua, untuk semua umat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis, yang bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis fenomena sosial yang sedang terjadi. Dengan demikian, penelitian ini berusaha mendeskripsikan dan menggambarkan tentang program Merdeka Belajar dengan model/metode yang cocok pada sekolah-sekolah di kota Jayapura dan Provinsi Papua. Temuan penelitian menunjukkan adanya kesenjangan dan ketidaktepatan perilaku peserta didik yang dihasilkan pada jenjang persekolahan tertentu di Papua, yang berarti bahwa manajemen pengetahuan dalam pelaksanaan kurikulum belum mempertimbangkan kebutuhan tiap wilayah terutama di Kota Jayapura Provinsi Papua. Beberapa literatur menunjukkan agar perilaku peserta didik menjadi baik seperti yang diharapkan berdasarkan standar nasional pendidikan, maka perlu pelaksanaan “merdeka belajar” dalam pembelajaran disesuaikan dengan keadaan lokal tiap daerah. Dengan demikian proposisi yang dibangun dalam penelitian ini adalah: Penerapan pembelajaran yang tepat berdasarkan program “merdeka belajar” di Provinsi Papua secara cermat dilaksanakan berdasarkan amanat UU No.21 tahun 2001 dengan mempertimbangkan lingkungan geografis dan kesiapan sekolah sebagai satuan pendidikan. Pada akhirnya penelitian ini akan menghasilkan model belajar dan mengajar yang mampu dilakukan sekolah-sekolah di Kota Jayapura dan Provinsi Papua secara umum untuk memperkuat kurikulum nasional.